Tanggal 7-19 Desember 2009 nanti, PBB akan menyelenggarakan konferensi perubahan iklim di Kopenhagen. Lalu apa gunanya konferensi tersebut ? Seorang penasehat sains mantan perdana menteri Inggris, Margaret Thatcher, menjawabnya. Menurutnya tujuan konferensi itu adalah untuk menciptakan satu tata pemerintahan dunia yang baru, sesuatu yang dikuatirkan namun telah diduga oleh banyak orang.
Selama ini kita hanya menerima apa yang diberitakan media-media mengenai pemanasan global, kita disuguhi dengan isu-isu yang menakutkan seperti :
Pemanasan global akan mengkiamatkan bumi.
Es di Arktik akan lenyap pada tahun 2020 dan akan menenggelamkan sebagian besar kota di dunia.
Bumi akan melepuh pada tahun 2100.
Perlu konsensus global untuk melawan efek pemanasan global.
dan bla..bla...bla.
Persis seperti judul novel Michael Crichton, "State of Fear", Inilah kondisi yang ingin diciptakan. Novel yang dianggap science fiction ini menceritakan sekelompok eco-terrorist yang menciptakan ketakutan untuk mendorong agenda politik mereka lewat isu pemanasan global. Lewat novelnya juga, yang terbit tahun 2004, Crichton telah mempertanyakan dasar sains argumen pemanasan global versi Al Gore.
Media dunia dikuasai kaum liberal, karena itu, mereka yang menolak adanya pemanasan global akan dianggap sebagai aktivis sayap kanan konservatif yang radikal. Tentu saja ,ini berakibat panggung diskusi (bukan argumentasi ilmiah) klimatologi dikuasai ilmuwan-ilmuwan pro Al gore.
Luar biasanya, para "deniers", begitu mereka menyebut ilmuwan yang menolak pemanasan global versi Al Gore, dianggap sebagai penganut teori konspirasi yang paranoid. Bahkan saya pernah menyaksikan di televisi, para "deniers" dihina dan dianggap sebagai ilmuwan yang tidak kredibel oleh para ilmuwan pro Al Gore.
Melihat banyaknya bukti yang menunjukkan tidak adanya pemanasan global, agak mengherankan kalau reuters baru-baru ini merilis pernyataan Prof. Peter Wadhams bahwa es di Arktik akan mencair total dalam 20 tahun (tentu saja berita ini juga dikutip dengan meriah di media-media Indonesia). Prof Wadhams dan koleganya mendorong perlunya sebuah perjanjian baru pada konferensi Kopenhagen Desember 2009 nanti.(reuters.com)
Jadi apa yang sebenarnya sedang terjadi ?
Mungkin ini jawabannya ! Sebuah berita mengejutkan datang dari Minnesota. Pada tanggal 15 Oktober 2009 kemarin, Lord Christoper Monckton, penasehat sains mantan perdana menteri Inggris, Margaret Thatcher, di Bethel University, St Paul, Minnesota, mengatakan bahwa tujuan utama Konferensi PBB mengenai perubahan iklim yang akan diselenggarakan di Kopenhagen adalah untuk menggunakan isu pemanasan global sebagai fondasi untuk membangun satu pemerintahan dunia ! Ini membenarkan kecurigaan para penganut teori konspirasi !
Lord Monckton dikenal telah sejak lama menentang teori pemanasan global Al Gore. Ia pernah memasang iklan di Washington Post dan The New York Times untuk menantang Al Gore berdebat, namun tidak digubris.
Dalam pertemuan di Minnesota itu, ia mengatakan :
Pada konferensi PBB mengenai perubahan ilklim di Kopenhagen Desember nanti, sebuah perjanjian akan ditandatangani. Presidenmu akan menandatanganinya. Kebanyakan negara dunia ketiga akan menandatanganinya karena mereka mengira akan memperoleh uang banyak dari situ. Mayoritas dari pemerintahan sayap kiri Uni Eropa akan menyetujuinya. Artinya, tidak ada satu pemerintahanpun yang tidak menandatanganinya.
Lord Monckton melanjutkan :
Saya sudah membaca isi perjanjian itu bahwa satu pemerintahan dunia akan dibuat. Pemerintahan dunia ini adalah satu dari tiga tujuan entitas yang baru ini. Tujuan keduanya adalah untuk mentransfer kekayaan negara barat ke negara-negara dunia ketiga untuk memenuhi apa yang disebut "Hutang iklim" - karena dunia barat telah membakar CO2 dan mereka tidak. Karena dunia barat telah mengacaukan iklim dan mereka tidak. Dan tujuan ketiga dari entitas baru ini adalah pemaksaan penyelenggaraan negara olehnya.
Walaupun "transfer kekayaan dari negara barat ke negara-negara ketiga" kedengarannya menyenangkan bagi kita, penduduk Indonesia, tapi sesungguhnya metode ini lebih mirip dengan Marxisme dibanding keadilan.
Dalam presentasinya selama satu setengah jam, Monckton memaparkan berbagai data ilmiah yang sekaligus membantah klaim Al Gore di film "An Inconveniant Truth".
Monckton yang mendasarkan argumennya pada data ilmiah telah sejak lama menyebut bahwa histeria pemanasan global adalah alat ideologi yang digunakan oleh politisi sayap kiri untuk memaksakan pajak global dan membangun satu pemerintahan dunia yang akan dikendalikan oleh PBB.
Sementara Al Gore pergi berkeliling dunia untuk menyebarkan paham pemanasan globalnya, sekelompok ilmuwan, yang semakin hari bertambah banyak jumlahnya masih bertanya : Dimanakah bukti adanya pemanasan global ?.
Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa pada tahun 2007, pengadilan Inggris telah memutuskan bahwa film "An Inconvenient Truth" berisi 11 kesalahan mendasar dan memutuskan apabila film itu ingin dipertontonkan, maka 11 kesalahan itu harus disinggung sebelumnya.(newsbuster.org)
Bulan Agustus 2009 kemarin, pemimpin organisasi Greenpeace, Gerd Leipold, mengakui di depan wartawan BBC bahwa klaim yang mereka sebarkan lewat press release di bulan Juli 2009 bahwa es Arktik akan mencair total pada tahun 2030 adalah klaim yang salah. Ia mengakui bahwa Greenpeace telah berbohong dengan tujuan untuk lebih menggugah para pemimpin dunia. (breitbart.com)
Pukulan paling berat bagi ilmuwan pemanasan global pro Al Gore datang pada awal September 2009 kemarin. Prof Mojib Latif, salah seorang peneliti utama di IPCC (lembaga iklim PBB) mengakui bahwa suhu global memasuki fase mendingin dan mungkin baru akan memanas kembali pada tahun 2020. Pukulan ini menjadi berat karena Prof Latif adalah ilmuwan pro Al Gore. (bbc.co.uk)
Sekarang, bahkan media berpengaruh seperti BBC telah mempertanyakan bukti pemanasan global.(news.bbc.co.uk)
Jadi, apa maksud Prof Wadhams ketika ia mengatakan Es Arktik akan mencair total dalam 20 tahun ? Apakah ia bermaksud menegasikan pernyataan Prof Latif dan Gerd Leipold ?
Apakah perang opini sudah dimulai ?
Saya rasa apa yang selama ini disebut sebagai novel science fiction akan segera berubah menjadi science, bukan fiction lagi !!
Notes :
Dengan menulis ini, saya tidak sedang berusaha melarikan diri dari tanggung jawab menjaga lingkungan. Walaupun saya bukan aktivis lingkungan, tapi saya adalah pencinta lingkungan. Namun, saya tidak pernah menggunakan isu lingkungan untuk mengambil keuntungan dari orang lain.
Saya mencintai dan menjaga lingkungan karena satu hal sederhana, yaitu karena bumi adalah rumah saya.
Saya punya dua alasan mengapa menulis mengenai konspirasi pemanasan global.
Alasan pertama, setelah sebelumnya saya menulis 2 tulisan mengenai konspirasi pemanasan global, banyak yang bertanya mengenai sumber-sumber tulisan saya karena mereka tidak bisa menemukan media atau buku yang membahasnya di Indonesia (mungkin ada, tapi tidak terlalu dikenal). Jadi saya memutuskan untuk terus menulis mengenai isu pemanasan global untuk memberikan informasi tambahan bagi mereka yang ingin mengetahui masalah ini.
Alasan kedua, Saya ingin menyeimbangkan perdebatan mengenai pemanasan global yang jelas kurang adil. Dengan demikian mungkin kita bisa mencegah terciptanya junk science yang baru. Bagi beberapa orang mungkin ini tidak penting, tapi bagi saya penting. Dialektika Hegel !
Baca juga : Konspirasi pemanasan global - mempertanyakan motivasi Al Gore.