Mungkin kalian pernah mendengar julukan "skywatcher" atau "stargazer". Sekarang, perkenalkan, "Cloudwatcher". Di bawah ini adalah foto-foto koleksi Ayahnya Abel Fataya (pataya_1928@yahoo.com). Mungkin foto-foto di bawah ini memang tidak misterius, tapi yang jelas, menakjubkan.
Ketika cahaya, awan, angin dan air bertemu di udara, maka keindahan akan tercipta.
"Hari sabtu, 27 Februari 2010 jam 16.00 di Kalideres, saya ambil beberapa foto langit menggunakan SE k800, menurut saya aneh banget, tolong di informasikan penyebabnya kira-kira karena apa, sebab seumur hidup baru kali ini liat yang kaya gini dengan mata kepala sendiri." (Ayahnya Abel Fataya)
Pada hari yang sama dengan penampakan Fataya, sekitar pukul 16.00, teman saya yang sedang ada di sebuah mall menelepon dan meminta saya untuk keluar rumah.
Lalu saya bertanya,"Memangnya ada apa?"
"Malaikat sedang mengintip dari balik awan! disini semua orang keluar dan memotret ke langit."
Masih tidak mengerti, saya keluar rumah dan memandang ke atas. Lalu saya melihat awan yang sama dengan awan yang dipotret oleh Fataya. Anyway, saya juga mengambil beberapa foto.
Saya akui, awan seperti ini jarang terlihat di Indonesia. Dari balik awan tebal, kita bisa melihat ada sebuah lapisan cahaya berwarna yang terlihat seperti kain sutra yang halus. Kontras dengan awan yang gelap, lapisan cahaya tersebut memancarkan cahaya terang berwarna pink kuning yang indah.
Apa penyebabnya?
Jika kita melihat foto Fataya, kita mungkin belum bisa menemukan apa yang menyebabkannya. Tapi coba lihat foto yang saya ambil di bawah ini.
Di tengah cahaya terang berwarna itu, ada bola matahari yang bersinar dengan terik. Dan dari foto ini, terlihat ada lapisan kedua yang membuat matahari terlihat seperti sedang mengembangkan kedua sayapnya.
Saya hanya bisa mengira kalau cahaya misterius itu terbentuk karena refleksi sinar matahari yang terkena dengan kumpulan air yang ada di awan. Refleksi ini juga yang menyebabkan terciptanya warna pelangi di awan tersebut.
Kemudian, ini fenomena yang berikutnya:
Tidak misterius memang, tapi Fataya berada pada posisi yang sangat tepat sehingga ia bisa mengambil sebuah gambar yang indah. Fenomena awan ini biasa terjadi di Jakarta, tempat saya tinggal. Alur gelap lurus yang turun dari awan ke bumi adalah tetesan air yang berasal dari awan. Dengan kata lain, pemandangan ini menandakan turunnya hujan.
Jika alur gelap dari awan itu tidak sampai ke bumi, maka fenomena itu disebut Virga. Dalam definisi yang sederhana, Virga terjadi ketika tetesan air dari awan yang hendak jatuh ke bumi menguap dan lenyap di udara.
Lalu, ini foto yang lain, masih pemandangan yang sama:
Seekor burung yang melihat Fataya sedang memegang kamera memutuskan untuk berpartisipasi. Burung ini berada dalam posisi yang sangat tepat sehingga ia terlihat seperti seekor teratorn raksasa.
Atau...apakah itu memang teratorn? Hmm, menarik!
Sekarang, fenomena berikutnya:
"Saya melihat awan di langit (Tangerang) dikelilingi oleh warna-warni pelangi, hanya saja pelangi disini bukan seperti pelangi yang lazim kita lihat, bentuk pelangi ini seperti bola-bola warna (Jadi inget kaya hujan meteor gitu deh kurang lebih). Selain itu ada satu gumpalan warna yang terpisah berwarna hijau) saya pernah baca, ini semacam Green Ray atau mungkin Fire Rainbow. Walaupun ga mirip sama-sekali tapi agak mendekatilah. Yang pasti pemandangan seperti ini memang sangat jarang terjadi di langit. Walaupun sekali lagi karena saya menggunakan kamera HP SE C905, tetap saja detail warnanya tidak tertangkap dengan jelas." (Ayahnya Abel Fataya)
Jika selama ini kita hanya pernah melihat pelangi yang berbentuk lengkungan, maka ini adalah pelangi yang mungkin belum pernah anda lihat. Bentuknya yang nyaris elips mengingatkan saya dengan bentuk sebuah ufo klasik.
Pelangi berbentuk aneh ini sebenarnya adalah sebuah Circumhorizontal arc (CHA). Nama kontemporernya adalah fire rainbow seperti yang disebut oleh Fataya di atas.
Pelangi ini terbentuk akibat pembiasan cahaya yang melewati es kristal di dalam awan cirrus. Namun, ia membutuhkan kondisi tertentu untuk muncul. Matahari harus berada pada posisi tinggi, paling tidak 58 derajat di atas horizon dan tentu saja harus ada awan cirrus yang mendukungnya. Walaupun sudah diketahui penyebabnya, tetap saja pelangi seperti ini merupakan pemandangan yang langka.
Nah, ini fenomena terakhir kita hari ini:
Menarik sekali bukan? Jika satu orang mendapatkan foto awan yang aneh, mungkin biasa saja. Tapi Fataya kembali menemukan awan misterius yang indah. Foto ini diambil pada tanggal 14 Maret 2010 pukul 17:43.
Yang membuat saya terkagum adalah bentuknya yang unik. Mengingatkan saya pada pola yang ada pada sol sepatu. Seakan-akan, ada raksasa bersepatu yang baru saja menginjakkan kaki di langit yang jernih.
Saya tidak bisa memastikan jenis awan ini, tapi awan ini terlihat seperti jenis awan yang disebut Cirrocumulus atau altostratus undulatus. Ciri-cirinya ditandai dengan pola yang seperti gelombang dan lapisan-lapisan yang mengindikasikan adanya ketidakstabilan kelembaban.
Memang kumpulan foto-foto ini tidak bisa dibilang misterius. Tapi saya rasa, inilah salah satu cara Tuhan menghibur manusia.
Apa yang kalian rasakan ketika kalian memandang ke langit dan melihat lapisan awan cahaya berwarna pink, pelangi berbentuk elips dan jejak sol sepatu di udara?
Kalian akan merasa terhibur!
Bukankah begitu?
(Penyebutan nama dan alamat email sudah atas ijin yang bersangkutan)