Sabtu, 12 Februari 2011

Mayat Bukan Hanya Yang Dikubur

http://www.resensi.net/wp-content/uploads/2008/08/keranda.jpg 
Mayat bukan siapa siapa saja yg ada di kubur,
Tapi siapa-siapa saja yang hidup dengan semangat dan jiwa terkubur.

Seringkali dalam kehidupan kita disinggahi hal-hal yang meruntuhkan semangat dan jiwa kita agar selalu lemah setelah bersemangat.
Ada sebuah kisah yang saya alami ketika saya diundang mengisi training untuk motivasi dan intropeksi kurang lebih sebulan sebelum gempa Yogya –Jateng tahun 2006 dengan lokasi tepat di pantai parang kusumo yogyakarta yang pesertanya siswa SMU dan Mahasiswa, dalam sela-sela kesempatan waktu ada seseorang yang asyik ngobrol dengan saya berdua sambil mengeluarkan segala keluh kesahnya, yg paling menarik buat saya adalah cerita dimana sehari sebelum pertemuan dengan saya dia berusaha meregang nyawa dengan cara yang bathil alias mencoba mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Melihat dari fisiknya ia seorang lelaki yang gagah ganteng dan secara fisik sempurna tetapi ia hampir saja menjadi mayat yang sesungguhnya dan dikubur dg sia-sia, lumayan masih tertunda kurang dari 24 jam semenjak belum ketemu dengan saya.dari pertemuan ini diri saya harus bisa masuk menyelaminya dg tanpa menggurui dan yang pasti saya lakukan saat itu saya harus menjadi pihaknya dan memberikan nasib yang sama sebelum meneruskan pembicaraan yang merupakan bagian tantangan konseling.
Masalah yang utama adalah keluarga; diawali pertemuan yang tak sengaja melalui jaringan internet dg wanita yg ayah dan ibunya menjadi orang penting di provinsi Irian barat, keluarga pejabat birokrasi pemerintaan yg masing-masing adalah kepala meski beda departemen, dg kekayaan yang melimpah. Cukup minder dengan masalah keuangan dan juga mendengar kabar kemunkinan yang tidak disetujui, maka kawan bicaraku tadi mencari cara untuk berbohong dan juga melewati jalan yang buruk yaitu hubungan seks sebelum pernikahan dan akhirnya wanita cantik yang akan dinikahinya hamil lebih dahulu dan orang tuanya terpaksa meminta tanggung jawab.dan kawan ini masih saja berbohong tentang pekerjaan dan harta,karena dimaksudkan mengimbangi.karena kebohongan itu seperti bangkai busuk yang meski semakin ditutup-tutupi tetap akan tercium juga baunya dan bau itu semakin lama semakin busuk. Inilah yang membuat kekacauan kehidupanya, kedua orang tua wanita tersebut merasakan bau itu dan ditumpahkan sekuat mungkin baunya.meski demikian tetap juga ada kesalahan besar kenapa kawan ini berusaha berbohong, tentu juga karena tuntutan orang tua wanita tersebut,”saya tak menyalahkan kau kawan” kataku padanya dan teruskan ceritanya.
Keluhan demi keluhan disampaikan dan aku menikmati setiap kata sehingga aku juga mengalir disela sela suara ombak parangkusumo.
Kemudian usai acara berkisar jam 11 malam kami lanjutkan berada di pinggiran api ungun yang dinyalakan peserta traning, bergabung dengan kami berdua seorang ustadz yang memimpin dan yang mengasuh para peserta training di sebuah pesantren yg beliau pimpin.
Semakin asyik obrolan yang semula berdua menjadi bertiga,masalah demi masalah,keluhan demi keluhan saya dengarkan dengan ustadz tadi yang mana saya dan ustadz berusaha memberikan solusi dan tanggapan.
Keajaiban terjadi ketika kami memberikan tanggapan ternyata seide dan sepaham sehingga solusi semakin dekat ditemukan kawan yang punya semangat dan jiwa tekubur menjadi lebur bersama gerimis yang membasahi pakaian dan tubuh kami yg tidak beranjak dari tempat kami duduk, karena ada rasa syukur yang menstimulus kami untuk menikmati gerimis yang disusul hujan.
Disela-sela bibir kawan yang basah bergetar yang air matanya lebur dengan tetesan hujan ia mengatakan kejujuran batinnya “selama ini saya disalahkan dan disalahkan,disudutkan hingga dada terasa terhimpit tembok yang sangat tebal, bapak, ibuku menyalahkan, kakakku, keluargaku, semua orang-orang dekatku menyalahkan terlebih mertuaku yang gila harta, semua menghimpit sampai sesak dada ini tak basa bernafas hingga ubun ubun merasa ada batu sebesar kepalan yg selalu menghantam dan otakku dipenuhi dg paku tumpul.hanya, cuma Mas dan Bapak yang tidak menyalahkanku, aku bersyukur ketemu Mas dan Bapak, mungkin kalau tidak, besok saya melanjutkan proses kematianku yang hina”.
Saya dan ustadz tadi benar benar bersyukur Segala Puji Bagi Allah Tuhan Semesta Alam.Ustadz tadi memberikan kata-kata terakhir, ”mulai besok tinggalah di tempat kami di pesantren kecil,tak perlu membayar sewa tinggal dan makan gratis,dg catatan kamu punya ilmu tentang computer dan teknologi yang harus kau terapkan pada adik-adikmu yg tinggal bersamamu, dan kamu menjadi orang yang berarti juga untuk kami”.
Dan saya juga katakan “meski terpisah sementara dari istrimu, ternyata kamu sangat mencintai dan dia mencintamu, juga anakmu yang membutuhkan sosok ayah, ambilah keputusan yang terbaik untuk keluargamu sendiri jangan hiraukan orang lain, citakan sebuah kebahagian untuk dirimu,istrimu dan anakmu kebahagiaan dunia dan akhirat, kamu bisa dan pasti mampu asal tak pernah kau kubur kembali jiwa dan semangatmu. Dan kematian bukanlah keputusanmu & Rizki bukanlah pemberianmu”.
Seringkali hanya dengan menyalahkan seseorang, tidaklah dapat merubah seseorang yang benar-benar bersalah.

Kegagalan seharusnya adalah guru kita, bukanya pengurus pemakaman kita.Kegagalan adalah penundaan bukanya kekalahan.Kegagalan adalah perubahan rute sementara,bukanya jalan buntu. (John Maxwell)

Tiap tiap yang berjiwa pasti akan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah di sempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari api neraka dan di masukkan kedalam surga, maka ia telah beruntung. kehidupan didunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS.Ali Imron:185)