Sabtu, 12 Februari 2011

Usia Adalah Rahasia Tuhan

http://www.resensi.net/wp-content/uploads/2008/10/jenazah2.jpg 
Berapa seringkah kita mengantar mayat ke kubur? Berapa seringkah kita menyolatkan jenazah? Mungkin kita sudah sering, bahkan sangat sering. Entah itu tetangga kita, sahabat kita ataupun orang tua kita.

Sahabat, Idul fitri kemarin adalah hari yang begitu istimewa. Tidak hanya untuk orang yang telah berhasil melewati ramadhan. Tetapi juga untuk jenazah-jenazah yang dipanggil untuk dikembalikan. Jasad tubuh yang dipinta oleh pemiliknya. Nyawa yang dipinta oleh pemberi pinjaman. Iya sahabat, tubuh dan nyawa yang saat ini berada pada saya penulis artikel ini maupun pada diri sahabat yang saat ini membaca artikel ini, sejatinya adalah pinjaman. Akankah kita berontak untuk menolak dipintanya apa-apa yang dipinjamkan kepada kita? Misalkan iya, seberapakah mampu kita menolaknya?

Sesungguhnya apa yang ada di langit dan di bumi adalah milikNya. Tiada satupun yang dapat menandingi kekuasaanNya. KekuasaanNya adalah apa yang ada di langit dan di bumi. Serta di alam yang tidak kita ketahui.

Sahabat, kami ingin bercerita tentang saudara kami yang meninggal di tanggal 1 syawal kemarin. Beliau adalah Imam Mukti.
begini ceritanya.

1 Syawal adalah hari yang menggetarkan. Bagaimana tidak, gema takbir membahana dimana-mana. Sehingga dada-dada setiap muslim menjadi hanyut dan terbawa kesuasana haru. Pagi itu Bpk. Mukti (60 th) melakukan shalat id. siapa sangka kalau shalat inilah shalat id terakhirnya. Sehabis shalat id, anak-anak sungkem, kemudian beliau meminjam sepeda motor tetangga untuk berziarah kemakam ibu dan bapaknya. Sekitar 20 menit perjalanan. Setelah ke makam ibu bapaknya, dia mengunjungi adik-adiknya yang kebetulan tidak begitu jauh dengan makam bapak ibunya.

Setelah itu pulang, dan mengembalikan motor beserta kuncinya ke tetangganya. Namun, sebelum sempat berdiri tiba-tiba dia terhuyung-huyung dan jatuh. Oleh tetangganya, dia diangkat, namun betapa terkejutnya karena setelah diangkat Bpk. Mukti telah meninggal dunia.
Ya, Pak Mukti telah dipanggil pemiliknya disaat yang tiada orang dapat menduganya. Beberapa hari sebelumnya Pak Mukti memang sakit, tetapi pada hari itu dia kelihatan sangat sehat. Mungkin Tuhan ingin kita belajar, bahwa mati bisa datang saat kita sehat ataupun sakit.